
Beritatotal.com – Puluhan massa dari mahasiswa dan pemuda di Kota Pangkalpinang mendatangi Gedung Pemerintahan Kota (Pemkot) setempat, Kamis (12-11-2020).
Massa yang berdemo tersebut hendak menyampaikan langsung aspirasi dan tuntutannya kepada Walikota mereka H Maulan Aklil.
Mereka terdiri massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), GMBB (Gerakan Melayu Muda-Mudi Bangka Belitung), Perinda (Persatuan Pelajar Indonesia Raya), MPTO Babel dan Mapazalhi.
Kedatangan pendemo diterima langsung Walikot Pangkalpinang Maulan Aklil atau yang akrab dipanggil Molen.
Molen menyambut mereka di depan kantornya dengan pakaian yang santai. Hanya berkaos oblong warna putih.
Bahkan, kedatangan pendemo sudah ditunggu-tunggu Molen sebelum jam sembilan pagi ini. Lebih kurang hampir 45 menit menunggu, barulah rombongan massa datang.
Aksi demo ini mendapat penjagaan dari aparat kepolisian Polres Pangkalpinang. Tampak Kapolres AKBP Tris Lesmana Zeviansyah memimpin langsung pengamanan.
Kepada Molen, mahasiswa menyampaikan tuntutannya yang mereka buat juga dalam surat pernyataan berisi 6 poin.
Semuanya terkait dengan insiden robohnya jembatan gantung yang tengah dibangun di Kelurahan Kerabut Kecamatan Gabek (Jembatan Air Kerabut). Proyek menelan anggaran Rp 25,9 Milyar tersebut roboh di tengah pengerjaannya belum selesai pada Jumat 16 Oktober 2020 lalu.
Diantara poin yang disampaikan mahasiswa yaitu meminta Molen membentuk tim khusus mengusut kelayakan bahan/material yang digunakan dalam membangun jembatan bernilai puluhan milyar rupiah itu.
Lalu meminta Walikota dan DPRD mendesak kejaksaan mempercepat investagasi dan memaparkan hasilnya.
Mereka juga menyebut insiden ini adalah murni kesalahan manusia dan bukan karena buaya. Bahkan pendemo menyindirnya dengan tulisan di spanduk yang mereka bawa berisi kalimat “Jangan Salahkan Buaya Sungai Salahkan Buaya Darat”.
Pernyataan sikap berisisi 6 poin itu ditandatangani Burkah selaku Ketua Umum PC PMII Pangkalpinang, Irwan Setiawan (Ketua GMBB), Amsori (Ketua MPTO Babel), Tabrozi (Ketua Parindra), dan Kurnia Perdana (Ketua Mapazalhi)
Menanggapi aspirasi mahasiswa, tanpa protokoler Molen berbaur lalu duduk lesehan di lantai depan Kantor Walikota.
Molen menjelaskan, dulu dia juga pernah seperti mereka malah pernah jadi ketua kalau lagi berdemo.
“Terimakasih kepada mahasiswa karena sudah berdemo di kantor walikota. Abang rindu didemo soalnya selama menjabat menjadi Walikota belum pernah didemo,” ucapnya.
“Tadi Abang tunggu kalian dari jam sembilan tapi kalian belum dateng sampai Abang belum sempet sarapan,” tambahnya.
Dijelaskan Molen, untuk pembangunan jerambah gantung sampai saat ini belum dibayar. Proses pembayarannya kepada kontraktor akan dilakukan jika sudah selesai semua. Jadi menurutnya sampai saat ini belum ada kerugian negara.
“Saya juga kesel,” singkat Molen.
Suami Monika Haprinda ini juga pernah menuturkan bahwa untung jembatan itu robohnya sekarang. Bila roboh saat diresmikan atau saat baru dioperasikan tentu akan menimbulkan korban jiwa.
Aksi mahasiswa berjalan lancar dan tertib sampai mereka membubarkan diri. Tapi, sebelum balik kanan, Walikota murah senyum ini mengajak mereka sarapan pagi bareng dengan menikmati nasi uduk dan nasi padang. (san)
Comment