by

Begini Cara Minimalisir Kematian Ikan Lele

BeritaTotal.com – LLH Jejak Bumi Indonesia, KIM, Asosiasi UMKM dan PT Semen Baturaja menggelar Pelatihan Budidaya Lele sistem Ozonisasi dan Sayuran Organik melalui Aquaponik.

Pendiri LLH Jejak Bumi Indonesia, Kab OKU sekaligus Ketua KIM OKU, Hendra A Setyawan menjelaskan, kegiatan ini dilakukan selama dua hari. tangga 24 April 2018 di BIL Hotel dan Rabu 25 April 2018 Praktek dan pembuatan kolam sistem Ozonisasi di Kelurahan Talang Jawa.

Kegiatan itu kemarin kata Hendra diikuti kurang lebih 100 orang peserta. Dalam praktek lapangan ini peserta sangat antusia bagaimana sistem Ozonisasi begitu efektif dalam budidaya lele. Materi lapangan langsung diberikan oleh Ir. H. Cholil M.Si penemu sistem Ozon ini. Dalam budidaya sistem ozon kolam ikan tidak berbau, pakan dapat ditekan hingga 50 – 60 persen. sehingga keuntungan peternak lele lebih menguntungkan.

“Selanjutnya air yang ada dikolam akan digunakan untuk budidaya sayur organik. Pada kesempatan itu juga diberikan bantuan dua kolam dan 4000 bibit ikan, untuk budi daya ikan lele dengan sistem ozonisasi. Bantuan diserahkan kepada Kelompok Masyarakat Kelurahan Talang Jawa. Kolam berada tepat di belakang kantor Kelurahan Talang Jawa yang dikelola 13 warga masyarakat Talang Jawa. Di Kelurahan Talang Jawa ada dua kolam. Satu kolam dari LLH Jejak Bumi Indonesia dan satu kolam lagi dari PT Semen Baturaja,” jelasnya.

Hendra menjelaskan budidaya ikan lele dengan sistem ozonisasi ini bisa dikembangkan menjadi usaha rumahan. Lahan dan kolam yang dibutuhkan tidak membutuhkan lahan luas. Cukup dua meter. Hasilnya jelas, pemasaran ikan lele juga muda.

“Harga juga stabil. Dipasaran Rp 20 ribu sampai Rp 23 ribu perkilogram. Kalau dijual ke penampung harga berkisar Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu per kilogram,” kata Hendra, kemarin.

Untuk pemasaran kata Hendra tidak perlu pusing. Kebutuhan Ikan Lele di daerah berjuluk bumi sebimbing sekundang ini cukup besar. Mencapai 2-4 (ton) perhari. 95 persen-97 persen kebutuhan di pasok dari daerah Lampung.

“Artinya peluang dalam memasarkan ikan lele di OKU ini sangat besar. Jika dikelolah dan dikembangkan dengan baik oleh masyarakat tentunya dapat meningkatkan perekonomian,” ceritanya.

Dalam mengembangkan ikan lele ini kata Hendra memang ada tantangan. Namun jika dilakukan dengan baik pembudidaya disiplin dan sesuai dengan matrik dengan kematian yang rendah, mudah mudahan menguntungkan. Sebagai gambaran, dijelakan Hendra jika dikelola dengan baik kolam berukuran dua meter dapat menampung 4000 bibit ikan dan memasuki masa panen bisa menghasilkan sebanyak 400 kilogram.

“Untuk masa panen sendiri tidak memakan waktu lama. Yakni lebih kurang 2,5 bulan,” ceritanya.

Ia menjelaskan, resiko kematian ikan lele ini biasanya 20 – 10 persen, tapi dengan sistem ozonisasi kematian ikan 5 persen sampai 3 persen. Tetapi tepat sesuai dengan mekanismenya.

“Ikan lele memang dapat kanibal. Untuk menghindari hal itu harus dilakukan pemilahan atau penyotiran sesuai ukuran. Dengan demikian ikan lele tidak kanibal yang disebabkan kalah pertumbuhan,” katanya.(bar)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.